Berita  

Penurunan Stunting Jadi Prioritas Pembangunan Melki -Jhoni Setelah di Lantik

Kupang, Arahntt- Gubernur terpilih Melki Laka Lena  hadir dalam pertemuan  kolaborasi kementrian/lembaga   dan berkomitmen Akan turunkan  Stunting di NTT

Penurunan angka stunting  masih jadi pekerjaan rumah untuk Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pasalnya, angka stunting di NTT masih tinggi.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Menkes) RI, angka prevalensi stunting di NTT pada tahun 2023 mencapai 37, 9 persen. Sementara berdasarkan data e-PPBGM (elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), per Februari 2024, angka prevalensi stunting di NTT sebesar 15, 2 persen atau sebanyak 61.961 anak stunting. 

READ:  Ikut Lomba Mewarnai, Politisi Muda Sokan Teibang Ingin Anaknya Mengenal Partai Sejak Dini

Terkait persoalan ini, Gubernur terpilih Provinsi NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan komitmennya untuk menjadikan penurunan angka stunting sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah.

Komitmen itu disampaikan Melki Laka Lena dalam Pertemuan Kolaborasi Kementerian/Lembaga dan Perguruan Tinggi yang digelar Senin kemarin, (13/01/2025).

Pertemuan tersebut menjadi momentum penting bagi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting di Indonesia, dengan NTT dan Jawa Barat sebagai pilot project program kolaborasi nasional.

“Sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi, NTT membutuhkan langkah konkret dan terintegrasi untuk mengatasi tantangan ini. Generasi yang sehat dan cerdas adalah fondasi bagi kemajuan daerah dan bangsa. Oleh karena itu, penurunan stunting menjadi prioritas utama kami,” ujar Melki Laka Lena.

READ:  Soter Melki Deklarasi Dukung Melki Laka Lena Gubernur NTT

Hadir dalam pertemuan ini sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN RI, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi,Wakil Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Rektor Universitas Brawijaya, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, serta pejabat eselon 1 dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

READ:  Blasius Lopis Dipolisikan Petronela Tilis Atas Dugaan Pengrusakan  Pagar Pembatas

Diskusi dalam pertemuan ini berfokus pada strategi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting dan memberantas kemiskinan ekstrem. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perguruan tinggi menjadi kunci dalam menghadirkan solusi nyata.

Melki Laka Lena mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting, dimulai dari NTT.

“Dengan kerja sama yang solid, kami optimis dapat menghadirkan masa depan yang lebih baik. Mari bangun NTT bersama untuk generasi yang lebih sehat dan cerdas,” tegasnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *