Kupang Arahntt.com- Calon Wakil Gubernur NTT dari Pasln Nomor Urut 2 Johni Asadoma tenang menanggapi pernyataan Calon Gubernur Paslon Nomor Urut 3, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dalam debat perdana di Milennium Ballroom, Jalan Timor Raya, Rabu (23/10/2024) malam.
Awalnya Johni diberikan kesempatan untuk melontarkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 3. Johni mengatakan, Flores sebagai pulau panas bumi (geothermal island). Pengembangannya untuk kebutuhan energi diharapkan lebih luas mulai dari i Manggarai Barat, Lembata, hingga Alor yang membutuhkan waktu lebih dari 3 sampai 5 tahun, namun potensi pengembangan EBT ini selalu beririsan dengan stabilitas politik.
Kemudian Johni bertanya tentang bagaimana paslon menyikapi kepentingan global. Bagaimana anda menyikapi kepentingan global untuk pemenuhan sumber energi utama dari geothermal ini?
Saat menjawab, SPK mengatakan NTT bersyukur karena sudah ada peraturan Menteri ESDM yang telah menjadikan Flores sebagai Geothermal Island, sehingga untuk pengembangannya dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.
“Kita pastikan rakyat tahu bahwa ini potensi yang dahsyat. Kita tidak akan banyak tergantung dari pusat, transfer daerah kalau perlu kita kurangi,” kata SPK. “Kalau ini sudah jalan semua, transfer daerah itu hanya bonus,” tambah SPK lagi.
Padahal, seperti diketahui, dana transfer daerah atau TKD adalah dana yang bersumber dari APBN dan merupakan bagian dari belanja negara yang dialokasikan dan disalurkan kepada daerah untuk dikelola oleh daerah dalam rangka mendanai penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
TKD terdiri dari beberapa bagian sepert dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dana desa, dan dana insentif fiskal. Ada juga dana otonomi khusus dan dana keistimewaan DIY.
Bagi NTT, dana transfer daerah sangat dibutuhkan karena PAD daerah ini masih sangat terbatas dan NTT sedang mencicil hutang warisan dari pemerintah sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.
Menurut Johni, panas bumi adalah energi baru terbarukan yang menjadi sorotan dunia karena kita akan meninggalkan energi fosil. Karena itu, energi baru terbarukan ini tidak bisa laksanakan sendiri dengan PAD yang terbatas. “Tidak mungkin,” tegas jenderal purnawiran polisi bintang dua tersebut.
“PAD kita sudah terpotong hutang kemudian banyak pengeluaran maka satu-satunya jalan adalah membangun EBT adalah dan transfer pusat,” jelas Johni lagi.
SPK Sepakat dengan Melki-Johni
Johni mengatakan, dana transfer dari pusat langsung dikerjakan oleh kementerian. “Kami punya koneksi, kami punya jejaring, kami punya akses untuk meminta kepada kementerian untuk menangani energi baru terbarukan di NTT
sekaligus mendukung pembangunan Indonesia untuk sepenuhnya mengunakan EBT,’ kata Johni.
Menyusul pernyataan Johni Asadoma tesrsebut, SPK mengatakan sepakat dengan Johni Asadoma. “Saya sepakat dengan paslon nomor urut dua,” balas SPK. Ia mengatakan, ke depan akan mendorong untuk kesiapan kegiatan, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat lokal.
Pernyataan penutup SPK tersebut juga sekaligus mendukung pernyataan Johni sebelumnya yang menyebutkan sosialisasi berkali-kali dan pelibatan masyarakat jadi kunci pokok suksesnya pembangunan, seperti yang pernah dilakukan Jokowi terhadap Pasar Klewer di Solo, Jawa Tengah.(Tim)