Kupang,Arahntt.com PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT) atau Bank NTT, dalam spiritnya sebagai pelopor pembangunan ekonomi di NTT terus bergerak maju.
Saat ini, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) salah satu mitra kerja dari Bank NTT. Karena salah sektor yang tangguh dari berbagai goncangan ekonomi adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
UMKM sebagai salah satu mitra kerja dari Bank NTT, maka, UMKM harus terus didukung, karena itu, Bank NTT mengangkat peran strategis dalam memajukan ekonomi lokal melalui UMKM.
Program binaan ini diinisiasi untuk memberikan akses pendanaan, pelatihan, dan konseling kepada UMKM Dengan fokus pada kolaborasi dan inovasi, Bank NTT ingin mendorong pertumbuhan bisnis lokal, menciptakan peluang baru, dan meningkatkan kontribusi UMKM terhadap ekonomi daerah.
Plt Direktur Utama Bank NTT, Yohanes Landu Praing mengatakan pola pendampingan terhadap pelaku UMKM seperti Pelatihan dan Sertifikasi.
Menurut Plt Dirut Bank NTT, Bank NTT melaksanakan pelatihan bagi Pelaku UMKM Binaan Bank NTT dan membantu dalam proses pengajuan sertifikasi dan ijin (BPOM, HAKI, PIRT).
“Bank NTT membantu dalam mencari market dan offtaker untuk pelaku UMKM Binaan Bank NTT, serta Bank NTT memberikan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM sesuai ketentuan Bank yang berlaku,” kata Plt Dirut Bank NTT, Yohanes Landu Praing, Sabtu 21 Desember 2024.
Menurut Plt Dirut Bank NTT, sejak 01 Oktober 2023 lalu, total debitur UMKM yang bermitra dengan Bank NTT 4.574 usaha. Sementara progam yang dilakukan Bank NTT untuk mendukung transformasi UMKM yaitu Festival Desa Binaan yang merupakan implementasi dari misi Bank NTT yaitu “Pelopor Ekonomi Rakyat” dan “Menggali Sumber Potensi Daerah Untuk Diusahakan Secara Produktif Bagi Kesejahteraan Masyarakat NTT.
Ada juga program Peduli UMKM (Pendampingan, Digitalisasi, Peningkatan Kualitas dan Inovasi) yang merupakan suatu program yang memiliki 3 Tujuan, yaitu Bisnis Sirkulasi, bisnis yang berkaitan pada pengolahan produk daur ulang yang berbasis lingkungan (Eco – Friendly).
Bisnis Inklusif, bisnis yang memberikan nilai bagi masyarakat dan Bisnis adaptif, bisnis yang melakukan inovasi pada produk dan jasa UMKM yang dihasilkan memiliki nilai berbeda.
Ditambahkan Plt Dirut Bank NTT, pelatihan yang diberikan untuk memajukan UMKM, antara lain pelatihan desain produk UMKM dan Bimtek Halal, pelatihan pembuatan kecap menggunakan gula aren.
“Ada juga pelatihan pengolahan buah asam, keripik dan aksesoris tenun, pelatihan Pengolahan Makanan UMKM di Desa Hadakewa, serta pelatihan pelaku UMKM Binaan Bank NTT cabang Waikabubak dan pelatihan UMKM di Atambua serta sosialisasi dari Kemenkum HAM dan BPOM,” ungkap Yohanes Landu Praing.
Produk yang dihasilkan oleh UMKM Binaan Bank NTT dari 23 Cabang, yaitu 391 buah produk yang diproduksi oleh 326 UMKM.
UMKM berjuang untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi yang berat, seringkali terbatas dalam akses ke pembiayaan, pengetahuan bisnis, dan dukungan yang diperlukan untuk berkembang. Namun, berkat kemitraan dengan Bank NTT, UMKM telah menjalani perubahan signifikan.
Transformasi yang dialami UMKM seperti trasnformasi pada pemasarannya. Sebelum para UMKM bergabung dengan Bank NTT, pemasaran hasil produksi dilakukan seperti, melalui rumah ke rumah, menjual di tempat usaha sendiri dan dititipkan ke toko-toko. Namun ada sebuah kemajuan pesat ketika mereka bergabung yakni pemasarannya sudah berbasis online, masuk ke dalam mini market dan luar negeri(tim)