Kupang Arahntt.com – Dari tiga pasangan calon gubernur NTT periode 2024-2029, hanya Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma (Melki-Johni) langsung Prabowo Subianto untuk menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024.
Undangan tersebut sekaligus menegaskan kembali bahwa hanya paslon Melki-Johni yang didukung oleh Prabowo Subianto, dan memiliki jaringan dan hubungan tegak lurus ke pemerintah pusat.
“Karena kami bagian dari Prabowo dan Gibran, kami langsung diudang menghadiri pelantikan di Jakarta,” kata Melki Laka Lena saat beroperasi di kampanye yang dihadiri sekitar 2.000 warga diaspora NTT di Kelurahan Kelapa Lima, Sabtu (12/10/2024).
Kampanye dihadiri sekitar 2.000 warga diaspora dari seeluruh kabupaten se-NTT ini, diinisiasi oleh para tokoh Manggarai Raya di Kota Kupang.
Menurut Laka Lena, kesempatan menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden ini, akan dimanfaatkan untuk menagih jatah para menteri yang tergabung dalam kabinet Prabowo-Gibran mengenai program-progam yang akan diterapkan di NTT setelah Melki-Johni terpilih jadi gubernur dan wakil gubernur.
Pasalnya, sebanyak 90% menteri Prabowo-Gibran adalah rekan kerja dan teman Melki. “Kami punya kekuatan tiga presiden, saya cek ada 90% lebih menteri adalah teman-teman saya,” kata Melki disambut yel-yel Ayo Bangun NTT oleh peserta kampanye.
“Jadi besok, saya dan pak Johni balik dari Jakarta, kami sudah bisa bilang bahwa (program) ini kami mau taruh di sini,” jelasnya.
Cawagub Johni Asadoma dalam orasinya mengupas soal Melki-Johni yang membuat mereka pantas memimpin NTT, mulai dari kekuatan politik dari 11 parpol pendukung, kebhinekaan dari masyarakat NTT, serta kekuatan personal.
Johni Asadoma merupakan birokrat yang bekerja di Polri selama 34,5 tahun dengan berbgai jabatan di Brimob mulai dari aparat bawah, yakni komandan peleton, komandan kompil, komandan batalyon, kapolres, wakapolres di Sulawesi Utara, Wakapolda NTT, Kepala Divisi Hubungan Internasional di Mabes Polri dan Kapolda NTT.
Menurutnya, perjalanan Panjang dengan meraih berbagai posisi strategis di Polri ini tentu karena kualitas personal. disiplin, kerja keras, dan loyalitas.
“Jadi yang saya capai ini karena prestasi, bukan diberikan oleh pimpinan karena untuk mencapai posisi tersebut tidak mudah,” tandasnya.
Dengan berbagai pengalaman tersebut, Johni memiliki modal kemampuan, modal pengalaman keterampilan dan jejaring sosial yang bisa digunakan ntuk melanjutkan pengabdian kepada masyarakat NTT.
Kemudian Melki Laka Lena, seorang organisatoris, politisi dan berpengalaman di bidang, anggota DPR RI dengan jabatan Wakil Ketua Komisi IX, serta Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar
“Prestasi dan capaian dari Pak Melki bukan kaleng-kaleng,ini juga melalui perjuangan keras melalui disiplin, loyalitas dan intelektual,” ujarnya. (*/tim)